Sabtu, 10 Januari 2009

SANTRI LUBANGAS ISTIGAHSAH DEMI KESALAMATAN PALESTINA

Selasa 06/01/2009, Santri lubangsa mendadak istighasah untuk keselamatan Palestina yang menurut kabar malam itu telah dibaitai habis-hbisan oleh pasukan tentara Israel (Yahudi). Semua pengurus pesantren bertebaran menghalau santri untuk mendatangi Masjid Jami’ Annuqayah. Tidak terkecuali Santri yang sedang tidur pun dibangunkan. Pada waktu itu jarum jam sudah menunjukkan 10:45 WIIB. Jadi santri sudah banyak yang sudah tidur.

Sebelum istighasah dimulai oleh Luqman (ketua pengurus PPA. Lubangsa) memberi tahu maksud istighasah mendadak tersebut. Istighasah dilaksanakan menurutnya atas intruksi pengasuh (Drs. KH. A. Writs Ilyas). Beliau mendapat SMS dari temennya yang beriisi bahwa Palestina tepatnya di jalur Gaza saat itu dibantai habi-habisan oleh pasukan tentara Israel.

Nahas bagi Pelstina yang tidak ada henti-hentinya terdengar suara tembakan dan bom. Gaza yang menjadi titik pusat penyerangan Israel (Yahudi) membuat panik para penduduk sipil disana. Awan hitam mengebul diatas bumi Gaza yang diakaibatkan ledakan bom Israel (jawa pos / Janauari 2008). Mendengar penjelasan dari Luqman, para Santri terlihat prihatin mendengarnya. Bagaimana pun juga Orang Palestina adalah sandara bagi mereka.

Luqman malanjutkan, atas permintaan pengasuh santri diminta untuk membaca surat Al-Fatah satu kali dan dilanjutkan dengan Do’a bersama. Setelah itu, beliau memulai gerbat dengan punuh Khusyuk. Tidak ketinggalah santri pun mengikutinya dengan Khusyuk pula. Bahkan diantara mereka ada yang sampai meneteskan air mata saat mengji. Dan air matantanyapun mengalir hingga membasahi sebagian Kitab Suci Al-Qura’an yang lagi dipegangnya.

Manurut santri tersebut (Syamsul) nama samaran. Dirinya meresa prihatin dan haru ketika mendengar orang muslim (sandaranya) dibantai. Dia tidak dapat menahan genangan air matanya untuk dibendung. Lepaslah air mata kaibaan hatinya terhadap orang Palestina sehingga mangalir dan membasahi Al-Qur’an yang dipegangnya itu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika hal tersebut terjadi pada dirinya sendiri.

Pada tanggal 06/01/2009, Jawa Pos menampilkan foto tiga anak kecil warga Palestina yang teluka akibat serangan brutal Israel. Mata mereka penuh dengan genangan air mata dan merintih kesakitan. Wajahnya berdarah dan dikawal oleh satu orang petugas untuk diobati dirumah sakit Shifa, Gaza. Namun yang menarik, ada satu bocah penuh beranian memprotes pasukan Israel yang bersenjata panjang dan ukurannya hampir sama dengan anak kecil itu. Terlihat luapan marahnya telah membutakan akan ketakutan untuk menghadap tentara Israel yang besar-besar.

Seruan akan prihatin terhadap warga mauslim Palestina itu banyak bermunculan dari santri-santri lainnya. Meraka sama-sama tidak terima dengan serangan Israel yang telah membuat sengsara bahkan menewaskan warga sipil sampai-sampai pada anak kecil yang menjadi korbannya. (Supriyadi)

1 komentar: